sementara seni bergambar sendiri cakupannya sangat luas,mulai dari melukis menggunakan kuas,jari tangan,menyolder/patri(biasanya untuk kaca model),terus ada lagi yang disebut memahat/seni ukir pada bidang datar.Semua itu bertujuan sama yaitu untuk dapat di nikmati keindahan maupun arti dari tujuan pembuatannya.
Jadi yang ada disini disebut gravir,karna alat yang saya buat bertujuan untuk menggoreskan permukaan pada sebuah acrylic atau mika yang salah satunya biasa di pakai sebagai bahan kaca helm.Alat ini saya modifikasi sedemikian rupa supaya mempermudah jika di pegang tangan serta mempermudah dalam pemakaian,dan alat ini bisa disebut sebagai alat mini gravir manual,berukuran 12 cm an,power yg dipakai berasal dari sebuah dinamo kecil serta catu daya aki maupun adaptor 12 volt DC .
Jika dibandingkan dengan alat gravir mesin,maka letak perbedaanya adalah pada sistem komputerisasi maupun pada navigasi yang jauh lebih mudah serta hasil yang presisi.
Penggunaan gravir sudah ada pada jaman dulu,dan selalu berkembang di tiap sentra industri kerajinan,terutama diperuntukkan sebagai cenderamata di tempat2 wisata yang dikunjungi.Misalkan yang sekarang ada di daerah jogja sampai di kalimantan timur(objek yang digunakan biasanya tempurung kelapa)untuk menunjukkan citra diri tradisional sebagai bagian dari adat.
Seperti yang saya gunakan kali ini adalah potongan mika acrylic yang telah saya bentuk persegi panjang dan kotak2 berbagai warna,beserta alat gravirnya.
Nanti kita bisa memvariasikan potongan2 acrylic tersebut menjadi sesuatu yg unik,misalkan sebuah gelang dll.
seperti pada gambar tersebut,saya menggunakan teknik pembuatan yang disebut teknik makrame yaitu suatu kerajinan dalam merangkai simpul tali,mudah2an pada episode selanjutnya saya bisa menjelaskan apa itu makrame serta cara pembuatannya secara detil.
